SIAPAKAH TAMU HOTEL ANDA ?
q Tamu
adalah orang penting yang sangat menentukan dalam suatu usaha hotel.
q Tamu
tidak terikat kepada kita tetapi justru sebaliknya.
q Tamu
jangan dianggap sebagai hambatan tetapi merupakan tujuan.
q Tamu
yang datang ke hotel kita sudah dianggap memberi bantuan dalam kegiatan usaha,
sebaliknya pada saat itu kita belum memberikan bantuan apapun.
q Tamu
adalah merupakan bagian penting yang tidak terlepas dari hotel kita, jadi bukan
orang luar.
q Tamu
bukan hanya berarti uang, melainkan manusia yang mempunyai perasaan yang harus
dilayani dengan sebaik-baiknya.
q Tamu
adalah sumber kehidupan hotel kita, dimana tanpa mereka hotel tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya.
SIAPAKAH TAMU HOTEL ANDA
?
q PELANGGAN
PRIA
• Mudah
terpengaruh oleh bujukan penjual.
• Sering
tertipu, karena tidak sabaran untuk memilih dulu.
• Mudah
dipengaruhi oleh nasehat yang baik, argumentasi yang objektif
Cara memperlakukan langganan ini:
• Dilayani
dengan cepat tanpa perlu banyak bicara.
• Setiap
penjelasan cukup terbatas hanya pada hal-hal yang ditanyakan saja.
• Usahakan
agar dapat membeli produk yang dirasakannya cocok, jangan sampai ia menyesal,
sebab ia tidak akan kembali lagi nantinya
q
PELANGGAN
WANITA
•
Tidak mudah terbawa arus atau bujukan.
•
Mementingkan status sosial, dalam hal ini
wanita jauh lebih peka.
•
Mudah meminta pandangan, pendapat atau
nasihat orang lain.
•
Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis
dari produk yang akan dibelinya.
•
Cepat merasakan suasana lingkungan di mana ia
berada.
Cara memperlakukanan langganan ini:
• Untuk
melayani diperlukan kesabaran yang tinggi, penuh perhatian, tidak
• mudah
tersinggung.
• Faktor
harga sering kali memainkan pengaruh yang amat penting, apalagi
• wanita
lebih berbakat “hemat” bila dibandingkan dengan pria
q
PELANGGAN REMAJA
• Mudah
terpengaruh bujuk rayu penjual.
• Tidak
berpikir hemat.
• Kurang
realistis, romantis dan mudah terbujuk.
q PELANGGAN
LANJUT USIA
• Umumnya
memiliki pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya, seringkali
tingkah laku seolah-olah mereka adalah yang terpandai, pelayan sering dianggap
anak kecil yang tidak mengetahui apapun.
• Seringkali
gagasan-gagasannya terasa “kolot”
• Tidak
terburu-buru dalam membeli produk, bahkan senang berbincang bincang dulu dengan
pelayanan.
• Mereka
umumnya bertindak lamban dalam menentukan produk yang akan dibeli.
• Bersikap
tenang dan ramah, terutama kaum wanitanya cendrung untuk menunjukkan rasa
keibuannya pada yang lebih muda.
Cara meperlakukan pelanggan lanjut usia:
• Harus
banyak menyisihkan waktu untuk melayaninya, penuh pengertian dan kesabaran
disesuaikan dengan kecepatan gerak langganan.
• Dengarkan
nasehat-nasehat meeka dengan baik, dan jangan secara langsung mencoba
berdiskusi tentang masa lalu yang biasa mereka suka membicarakannya.
• Janganlah
seolah-olah menasehatinya, coba usahakan kesan bahwa nasehat tersebut datangnya
dari orang yang sebaya dengannya, misalnya menurut nenek…. dst.
• Dapat
juga meminta tolong kepada pelayan yang lanjut usia, sebab biasanya langganan
akan legih mudah percaya.’
q
PELANGGAN PENDIAM
• Mungkin
merasa malu, sehingga pelanggan ini tidak memiliki keberanian untuk menyatkan
pendapatnya dengan jelas.
• Adakalanya
pelanggan segan untuk berbicara dikarenakan sedang memikirkan sesuatu, mungkin
sedang berpikir tentang untung ruginya jika ia membeli produk, atau sedang
memikirkan harganya. Biasanya ia tahu betul apa yang diinginkannya.
• Biasanya
jika ia tidak dapat memusatkan pikirannya sering terlihat gugup.
• Kurang
kemampuan bicara yang mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan organis ataupun
kelainan psikis.
Cara memperlakukan Pelanggan Pendiam
• Langganan
akan merasa tentram jika dihadapi dengan sikap yang ramah, hormat dan penuh
perhatian, dan cendrung untuk cepat membeli, disini perlu dijelaskan oleh
pelayan jangan sampai pelanggan membeli produk hanya untuk menghilangkan rasa
malunya saja, harus jeli untuk menolong memilihkan produk agar langganan kelak
tidak menyesal.
• Jika
terlihat langganan sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya jangan diajak bicara
dulu, sebab dapat mengacaukan pikirannya, cukup dilontarkan
pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatiannya terbatas produk yang akan
dibelinya.
• Harus
dicoba menarik perhatian langganan yang kurang dapat memusatkan perhatiannya
misalnya dengan cara menggerakkan tangan atau dengan berbicara menarik.
• Seandainya
langganan mengalami hambatan kemampuan bicara, janganlah sekali-kali hal ini
diperhatikan, usahakan berpura-pura tidak menganggap bahwa ia mempunyai
kelainan bicara, mereka akan merasa tentram jika tidak ditatap, bicaralah
dengan tenang dan arahkan penglihatan ke sarana atau produk yang akan
dibelinya. Usahakan untuk terus menjalin percakapan, jangan tunjukkan rasa
kasihan atau iba, tetaplah bersikap wajar.
q
PELANGGAN SUKA BICARA
• Menghadapi
pelanggan demikian, pelayanan secara bijaksana harus dapat mengalihkan
perhatiannya pada produk yang diinginkan/ ditawarkan, maka pada saat percakapan
tsb mendadak berhenti alihkanlah pembicaraan kepada produk yang akan dijual.
Hal ini akan memberi kesan kepada pelanggan tsb, seolah-olah dia mendapat perhatian,
sehingga ia merasa senang
q PELANGGAN
GUGUP
• Usahakan
penampilan setenang mungkin, jangan sampai ada tingkah laku yang mengesankan
keragu-raguan,sebab hal ini akan semakin membuat langganan semakin terburu-buru
dan semakin gugup.
• Jangan
menawarkan produk melebihi dari apa yang diinginkan, sebab akan dapat membawa
efek yang sebaliknya.
• Jangan
tunjukkan bahwa kita tahu bahwa pelanggan adalah gugup, hal ini dapat membuat
pelanggan sakit hati atau tersinggung, dan ketegangan yang demikian dapat
menyulitkan langganan
q
PELANGGAN RAGU RAGU
• Seringkali
orang merasa kesulitan untuk memutuskan sesuatu. Dan jika kesulitan yang
demikian sudah menjadi suatu kebiasaan maka orang akan merasa hidup dalam dunia
;yang senantiasa ragu-ragu, dan dalam kondisi demikian harus ada yang mengambil
keputusan. Disinilah fungsi pelayan!
Cara memperlakukan pelanggan
ini:
• Tawarkan
Produk yang terbaik.
• Ceritakan
tentang segala jenis produk sampai hal yang mendetail, sehingga pelanggan
semakin tertarik.
• Pelanggan
jangan terlalu banyak diberi pilihan.
• Jangan
memaksakan pendapat, ikuti selera pelanggan.
• Usahakan
agar pelanggan mau bicara, mintalah komentar darinya tentang produk yang telah
dijelaskan.
q
PELANGGAN PEMBANTAH
Cara memperlakukan pelanggan
ini:
• Jangan
memberikan reaksi bahwa pelanggan ada di pihak yang salah.
• Perlihatkan
sikap yang tenang, tidak gugup dan jangan marah.
• Batassi
percakapan hanya pada produk yang ditawarkan, dan jangan sampai menyimpang dari
pokok pembicaraan.
• Kemukakan
argumen walau senantiasa dibantah, sebab lama kelamaan pelanggan pun dapat
terkesiap jika bantahan tadi dijawab dengan baik, fasih dan tenang.
• Jangan
terpancing untuk berbicara ngawur.
• Jika
terpaksa harus membantah, jawaban pertama dimulai dengan kata YA dan diikuti
kata TETAPI.
• Carilah
lubang kelemahannya waktu ia bicara memberikan argumentasi, dan dapat menguasai
pembicaraan tersebut tanpa ia sadari. Dan biasanya ia akan senang dan akan
bertindak lunak.
q
PELANGGAN ANGKUH
Cara memperlakukan pelanggan
ini:
• Jangan
merasa terkesan oleh sikapnya.
• Bersikap
ramah dan hormat.
• Tetap
sabar dan sikapnya tersebut jangan terlalu kita tanggapi dengan serius, dengan
cara demikian segala kejengkelan akan hilang.
• Usahakan
menciptakan kesan bahwa langganan adalah memang orang yang bermartabat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar